Ada dua puluh etika guru terhadap dirinya sendiri yaitu :
- Agar selalu istiqomah dalam muraqobah kepada Allah SWT.
- Senantiasa berlaku Khauf (takut kepada Allah) dalam segala ucapan dan tindakan.
- Senantiasa bersikap tenang.
- Senantiasa bersikap wara’ (meninggalkan perkara syubhat dan meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat).
- Selalu bersikaf tawadlu’ (merendahkan diri terhadap mahluk dan melembutkan diri kepada mereka, atau patuh kepada kebenaran, dan tidak berpaling kepada hikmah, hukum dan kebijaksanaan).
- Selalu khusyu’ kepada Allah SWT.
- Menjadikan Allah sebagai tempat meminta pertolongan dalam segala keadaan.
- Tidak menjadikan ilmunya sebagai tangga untuk mencapai keuntungan duniawi.
- Tidak diskriminatif terhadap murid.
- Bersikap zuhud dalam urusan dunia sebatas apa yang ia butuhkan.
- Menjauhkan diri dari tempat yang rendah dan hina menurut manusia.
- Menjauhkan diri dari tempat-tempat kotor dan maksiat.
- Agar selalu menjaga siar-siar islam dan zahir-zahir hukum, seperti shalat berjamaan di masjid.
- Menegakkan sunnah-sunnah dan menghapus segala hal yang mengandung unsur bid’ah.
- Membiasakan melakukan hal sunnah yang bersifat syari’at.
- Bergaul dengan ahlak yang baik.
- Membersihkan hati dan tindakannya dari akhlak yang jelek dan dilanjutkan dengan perbuatan yang baik.
- Senantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan bersungguh-sungguh dalam setiap aktivitas ibadah.
- Tidak boleh membeda-bedakan status, nasab, dan usia dalam mengambil hikmah dari semua orang.
- Membiasakan diri untuk menyusun atau merangkum.
K.H. Hasyim Asy’ari memberikan pedoman bagi guru yang hendak mengajar, yaitu ketika akan berangkat ke ruangan (majlis ilm) :
- Mensucikan dirinya dari hadas dan kotoran
- Memakai harum-haruman
- Memakai pakaian yang layak sesuai dengan mode zamannya dengan maksud untuk mengagungkan ilmu dan menghormati syariat.
- Berniat menyebarkan ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menegakkan agama Allah serta menyampaikan hukum-hukum Allah.
- Berniat untuk menunjukkan kebenaran dan kembali kepada kebajikan.
- Berkumpul bersama untuk berzikir kepada Allah SWT.
- Menyebarkan kedamaian kepada kawan-kawan muslimin.
- Mendo’akan ulama terdahulu.
Saat masuk ruangan (majlis ilm)
- Mengucapkan salam dengan tenang, tawadlu’ dan khusu’.
- Duduk ditempat yang bisa dilihat oleh semua murid.
- Bersikap lemah lembut kepada yang lain dengan menghormati dengan tutur kata yang lembut, wajah berseri-seri dan hormat.
Saat memulai mengajar
- Memulai belajar dengan membaca ayat Al-Qur’an untuk mencari barokah.
- Mendahulukan materi yang dianggap penting, dan tidak memperpanjang pelajaran sehingga membosankan atau meringkasnya.
- Jangan mengeraskan suara secara berlebihan atau memelankannya sehingga tidak terdengar, namun sebaiknya suara itu tidak melebihi majelis.
- Menjaga majelis dari kesalahan.
- Menekankan agar tidak membahas secara berlebihan atau menunjukkan tata krama yang jelek ketika membahas suatu pelajaran.
- Apabila ditanya tentang sesuatu yang belum diketahui, maka hendaknya dijawab “saya tidak tahu, atau saya tidak mengerti, karena sebagian dari ilmu adalah menyatakan saya tidak mengerti “.
- Hendaknya menunjukkan kasih sayang kepada orang baru yang hadir di majelis.
- Hendaknya memulai pelajaran dengan membaca basmalah.
- Jika tidak menguasai materi, maka hendaknya jangan mengajar atau mengajarkan sesuatu yang tidak tahu karena hal itu termasuk mempermainkan agama dan merendahkan diri dihadapan manusia.
No comments:
Post a Comment